Review Film "Susah Sinyal" - Sinyal yang Hilang antara Anak dan Ibu
- J. Megan
- Jan 2, 2018
- 3 min read

Sekali lagi Ernest Prakasa unjuk gigi melalui film-nya yang ke-4 yaitu "Susah Sinyal". Dan sekali lagi juga kita dibuat puas oleh pesan moral dari drama-komedi yang disajikan.
Berapa banyak di antara kalian yang kesusahan saat harus berbicara dengan ibu kalian? Entah karena ibu kalian terlalu cerewet, terlalu banyak menuntut, ataupun karena kalian sendiri menyadari bahwa kalian akan berakhir bertengkar, mau se-simpel apapun pembicaraan yang dibicarakan?
Bagaimana dengan para ibu? Berapa banyak dari kalian yang merasa kesusahan saat harus berbicara dengan anak kalian? Entah karena anak kalian susah diatur, nada bicara yang tinggi, terlalu sering memperhatikan handphone daripada kalian, ataupun karena jawaban mereka yang singkat dan terlihat tak acuh?
Di film kali ini, Ernest mencoba untuk mengemas permasalahan antara ibu dan anak tersebut dalam sebuah film yang ringan, namun berbobot.
Kiara adalah seorang anak sekolah yang aktif ber-sosial media. Instagram dan Youtube-nya selalu banjir endorse dan viewers. Dia bahkan memiliki manager yang membantu me-manage sosial medianya . Ibu Kiara (Ellen) adalah seorang pengacara terkenal yang kerap kali menghabiskan sebagian besar waktunya di kantor (bahkan Ellen sering menginap di kantornya!). Karena kesibukan mereka masing-masing, ditambah lagi dengan kondisi Kiara yang tidak memiliki figur ayah (karena perceraian), menyebabkan Kiara dan Ellen tidak memiliki hubungan yang baik.
Jika antara Kiara dengan ibunya (Ellen) terlihat hubungan yang kurang baik, hal tersebut berbeda antara Kiara dengan oma-nya. Kiara sering sekali bercerita dan berkeluh kesah dengan oma-nya. Bagi Kiara, oma-nya adalah sosok yang terpenting untuknya.
Permasalahan dimulai saat oma yang sangat disayanginya meninggal. Kiara dan ibunya yang tidak pernah dekat, kini dipaksa untuk berhubungan satu dengan yang lain. Ellen yang saat itu sedang berkutat dengan kasus pertamanya di firma baru miliknya, harus dihadapkan dengan pilihan antara Kiara, atau pekerjaan?
Guru BK Kiara, mengusulkan kepada Ellen untuk berlibur dengan Kiara. Karena ingin memperbaiki hubungan, akhirnya Ellen dan Kiara pergi berlibur ke Sumba. Yang ternyataaa amat sangat susah sinyal! Namun justru karena susah sinyal itulah mereka menjadi lebih dekat.
Selain komedi-komedi yang disajikan, kita juga akan melihat pertengkaran klise yang kerap kali terjadi antara ibu dan anak. Seperti saat Kiara yang tidak menepati janji sehingga menyebabkan pertengkaran. Atau saat Ellen yang tidak menepati janji karena pekerjaan di pengadilan yang molor.
Di film ini kita bisa lebih memahami bahwa permasalahan yang terjadi, pertengkaran yang terjadi, sebenarnya tidak disebabkan oleh hal yang besar. Namun hal yang kecil, hal kecil yang dibiarkan terus menerus sehingga membesar. Di klimaks, Ellen akhirnya berani terbuka dengan anaknya mengenai masalah antara Ellen dengan mantan suaminya.
YUP, keterbukaan merupakan permasalahan kecil yang akhirnya menjadi hal yang besar karena tidak pernah diselesaikan.
Hal yang simpel, namun dalam kenyataannya, memang inilah permasalahan yang sering terjadi antara keluarga. Berapa banyak dari kita yang sering kali merasa kesal karena merasa tidak dimengerti oleh orang tua? Kita merasa bahwa mereka terlalu sibuk bekerja dan terlalu banyak menuntut.
Well, that's it. Kalau kalian ingin menyelesaikan kekesalan hati kalian, maka mulailah terbuka. Demikian dengan para orang tua, mulailah untuk terbuka. Dan berani untuk mengungkapkan kesalahan.
Secara garis besar, saya harus mengakui bahwa saya lebih menyukai film Cek Toko Sebelah. Pesan yang disampaikan terasa lebih mengena di CTS, demikian dengan komedi-komedinya. Alur permasalahan dan penyelesaiannya pun terasa sangat jelas di CTS.
Di Susah Sinyal ini, permasalahan dan penyelesaian terasa mengambang, namun secara pesan moral, kedua film sama-sama membuat saya terpukau. Tema yang diangkat mengenai permasalahan antara keluarga dan anak, menunjukan bahwa kualitas per film'an Indonesia (dan tentu saja kualitas dari komedian Ernest Prakasa) patut diacungi jempol.
Comentarios